Senin, 28 Februari 2011

Kabar Gumbiro dari Teman Seberang (Ahmad Popon Ghufron)

by Fahmi Sadja on Saturday, February 19, 2011 at 9:00am

Sore Pare hari ini sangat terlihat sejuk. Anak-anak ayam bernyanyi begitu riangnya. Semut-semut beriringan dengan sejajarnya dan sangat rapih. Sesapian sore ini pun terlihat begitu sumringah mendapati kandangnya penuh dengan makanan. Ya, lingkungan baru ini membuat saya terasa kembali ke suasana pedesaan. Hahaha…. #nyruput teh

Di tengah kehidupan desa yang tenang, I got sms from my best friend. Sore cerah yang menggairahkan membuat tambah jadi merona ketika kubaca secarik sms itu. Oh my God. Dari Popon. Ada kabar apa kira-kira? Hatiku mengendap-endap tak sabar ingin mengetahui info apa sebenarnya yang diusung popon melalui pesan pendeknya itu.

Mataku sontak terbelalak, dadaku berdegub kencang dan tak sadar mulutku pun ikut menganga kegirangan. Damn it!! Popon menang kuis lagi. How lucky he is. Dia mendapatkan total belasan juta dari hasil keringatnya, mengotak-atik sejuta kreativitas yang ada pada dirinya. Sungguh pencapaian yang fantastis untuk usaha yang tak henti-henti dia lakukan.

Sejatinya aku tak begitu kaget dengan kabar ini. Dia sudah terlalu sering memenangkan kuis-kuis berhadiah atas nama hedonisme. Total duit lah, hadiah elekstronik macam laptop, BB, atau apapun. Pergi wisata keliling Indonesia atau bahkan ke luar negeri, sampai dengan jalan-jalan bareng artis kesayangan, sudah mernah dia kecap. Luar biasa sekali pesonanya yang satu ini. Dia seperti serigala pemburu domba ketika menemui sosok lomba yang berbandrol ‘hadiah besar’.

Sedikit cerita tentang dia. I met him about 8 years old, when I was in senior high school. Kami bertemu dalam rencana Tuhan yang tak kami ketahui. Makanya aku sebut itu sebuah kebetulan. Kami sama-sama sedang melakukan registrasi untuk masuk sekolah favorit nomer satu di kota kami. Kami tak pernah menyangka obrolan kami waktu itu akan berlanjut ke dalam sebuat hubungan persahabatan yang keren seperti sekarang ini (how PD I am, hahaha).

Kami berdua tentu berbeda. Dia memang punya segudang kreatifitas yang tak akan pernah mati. Hati yang penuh kejolak dan ambisi menebas semua impian dan cita-citanya. Nekadnya juga bisa dibilang kelewat batas bahkan hampir memutus rasa malunya melakukan apapun. Artinya dia berani malu untuk sesuatu yang menurutnya worth it. Sungguh sebuah ideologis yang diluar jangkauan sang pesimistis.

Kreativitasnya pernah juga dia tampilkan dalam sebuah pagelaran bernama kabaret. Aku adalah salah satu korban langganannya. Setidaknya 2 kali kita mentas pertunjukan kabaret. Aku paling sering dia ajaknya untuk melakukan kegilaan itu. Memerkan tingkah polah kita tanpa malu-malu. Jadi apapun itu, orang bloon, penjahat atau peran apapun aku lakoni. Ternyata dari sini dia berjasa menerpa sedikit demi sedikit rasa kurang PD ku untuk tampil di atas panggung. Ide brilliant ini pun lambat laun menjadi budaya tersendiri di setiap perpisahan SMA kami. luar biasa.

Masih juga kuingat ketika CD demi CD, kaset demi kaset kami rangkai hingga membentuk sebuah alunan musik yang berirama cantik. Diselipkan beberapa suara dan dialog sesama, sehingga membuat feel pertunjukan kian pas manakala mulut ini bercuap-cuap lipsing. Hahaha… ingin tertawa rasanya mengingat memori-memori itu. Sungguh cara yang sangat primitif dan konfesional. Tapi, sekali lagi dia pun menjadi guru merangkai suara-suara itu hingga aku kini bisa membuat drama radio dengan cara yang lebih modern dan eleghan. Hehehhe… #pamer dikit gapapa dooong

Hingga pada suatu masa dia benar-benar menunjukkan tajinya. Banyak sekali hasutan-hasutan yang dia tanamkan kepadku. Berjualan menu buka puasa dan es-es di jalan raya,  ikutan duta wisata, memproduksi sebuah film dan hal-hal memalukan lainnya. Hahaha, tak kupungkiri bahwa urat Maluku pun ikutan putus ketika dekat-dekat dengan makhluk yang satu ini. Unik, nyentrik, suka bikin orang tertarik, polahnya menggelitik, punya segudang trik untuk membuat sesuatu yang asik.

Imajinajisnya yang berada di ambang batas khalayan mampu dia rubah menjadi kenyataan pasti. Kepandaiannya me-maintain kobaran semangat di dalam dada sungguh terus meledak-ledak. Bahkan ketika serangannya terpatahkan oleh keputusan juri-juri lomba, semangat itu berubah dua kalilipat bahkan bisa sampai hingga diatas nalar. Rasa penasaran memecahkan reward menjadi segala-gala dan segila-gilanya bagi dia. Luaarrrr biasa.

Ahh, entahlah apalagi yang hendak dia rencanakan setelah ini. Aku yakin akan banyak kesintingan lain yang diperbuatnya. Sang maestro kuis tak akan pernah menyerah dan terus akan berkelana dari satu lomba ke lomba lain. Stage nya akan terus merambah naik hingga tinggi sampai ke awan. Seperti daun yang selalu menuju ke arah cahaya.

Hati-hati buat para Panitia lomba apapun itu. Engkau akan menjadi mangsa paling empuk untuknya. Semakin hadiah itu menggiurkan, semakin gairah itu akan memuncrat…. Hahaha…

ini juga foto pernah menang di Pepsoden dan nangkring di jalan Gajah Mada Semarang.. Kaget aku melihat sosoknya ketika itu.. hahhaha

1 komentar:

Monggo Komentar Anda!