Sabtu, 10 Juli 2010

antara ABA, OME, Pak Heppy, Potayo, IIBF dan saya!


Ketika itu, saya sedang berjalan menuju kampus saya. Sejenak saya melakukan aktivitas rutin saya ketika saya berada di kampus. Saya sengaja mengunjungi papan demi papan, utnuk melihat kira-kira ada pengumuman apakah gerangan? Sepertinya lama nian saya tak tahu kabar-kabar perhelatan atau event-event kampus.

Ketika langkah kaki saya sampai ke depan ruang jurusan Ilmu Komunikasi. Kaki saya sejenak terpaku melihat sosok poster dengan design simple namun cukup menggoda. Berwarna dominasi merah dengan ditambah wajah seseorang yang taka sing di ingatan saya. Poster itu membuka dengan sapaan “Pernahkah Anda membayangkan memiliki perusahaan sendiri?”.

Bagai tertiup angin segar nan sepoi-sepoi, mata saya berbinar, senyum saya melebar, dan jantung saya bertalu-talu lebih cepat. Seperti ada sesuatu yang mendorong, sehingga saya lebih dalam lagi membaca, dan terus membaca isi poster itu. Ternyata salah satu organisasi muslim terbesar (IIBF) yang menampung pengusaha-pengusaha sholeh sukses dan pastinya kaya sedang ada gawe, yaitu OME atau One Month Entrepreneur.

OME, program ini berkomitmen untuk mecetak generasi-generasi (khususnya kaum-kaum darah muda seperti saya dong) menjadi insan yang tangguh dalam menopang ekonomi bangsa. Intinya adalah, OME akan memfasilitasi mereka dan membekali calon pengusaha dengan pelatihan dan ketrampilan berwirausaha.

Jujur saya tertarik. Inilah keinginan saya. membuat perusahaan sendiri, tak perlu susah-susah cari kerjaan, bisa membuka kesempatan kerja untuk semua orang, dan uangpun mengalir mengikuti. Wahh, mimpi-mimpi ingin keliling dunia, beli mobil Mazda 2, membarangkatkan bapak ibu dan keluarga naik haji, lanjut kuliah sampai S3, mencuat, menyumbul-nyumbul begitu saja, seakan minta direalisasikan kalau sudah ikut event keren ini. Baiklah, saya putuskan, saya akan mengikuti seleksi OME.

Satu lagi, yang membuat saya tertarik adalah nama seorang Heppy Trenggono. Saya mengenal pengusaha sukses ini. Perkenalan kami dimulai sekitar setahun yang lalu, pertenghan bulan Mei. Haha.. tentu saja, dia tak mengenal siapa saya, siapa aku gitu lohh? Tapi, saya sedikit mengenalnya. Paling tidak, ada satu kesamaan yang saya tahu antara saya dan dia. Yaitu, sama-sama alumnus SMA N 1 Pekalongan. Wkwkwkwk…
Saya tertarik dengan beliau lantaran ke-low profilannya. Gila aja, pengusaha yang punya banyak sekali alat2 berat untuk disewakan, punya perusahaan United Balimuda, karyawan ratusan, kesibukan bejibun, masih sempet-sempetnya ngisi seminar gratis entrepreneur buat mahasiswa seluruh Indonesia. Dia tak hanya peduli untuk kehidupan dia dan keluarganya saja, tapi ternyata nasib bangsa juga menjadi focus pikirannya.

Sesi yang paling menarik waktu itu adalah Real Life Game nya. Pada hari kedua training, kita—para peserta, ditantang untuk menjual sebuah produk unggulan dari pak Heppy. Yaitu Potayo. Potayo adalah bubur kentang, makanan berkhasiat untuk keluarga sehat dan mengandung gizi yang hebat. Selain potayo, kita juga dibekali sereal (Energen) untuk dijual juga. Potayo dihargai 1500 oleh panitia, dan kita wajib menjualnya dengan harga diatas itu.

Berbagai teknik rayuan dan strategi marketing dikerahkan seluruh peserta. Tak terkecuali saya. saya yang mengaku orang paling sekreatif di dunia, menginginkan menjual potayo seharga 50 ribu. Wkwkk.. harga yang fantastis, dan buat orang yang normal, mana mau membeli sesachet bubur kentang yang belum tau bagaimana heboh rasanya. Tapi, kenapa nggak, dicoba dulu dooong.

Tak satupun potayo terjual dari tangan saya. namun saya tak menyerah, masih ada produk lain, Energen. Lumrahnya sereal itu dijual dengan harga 1000. Tapi, saya tentu saja tak mau menjualnya dengan harga semurah itu. Saya tawarkan pada guru-guru TK waktu itu. Saya bilang pada mereka “Bu, saya ingin keliling dunia, sekarang sedang usaha mengumpulkan modal. Maukah memberli produk saya ini hargaya 5000 (kutunjukkan energen), atau yang ini 50 ribu saja (sambil saya ulurkan Potayo)”. Tak ada sedikit pun buratan wajah memelas di muka saya, bagi saya pantang menjual dengan nada memelas agar orang pada kasihan dan membeli produk kita, No Way!!!
Kenangan itu terangkum oleh wartawan yang sedang berlalu lalang waktu itu. Dan nama saya pun masuk Koran online(Suara Merdeka). Hahaha… geli saya membacanya, namun merasa keren aja, ide saya walaupun ta maksimal hasilnya, namun cukup membuat wartawan tertarik untuk menulisnya. Hahaha…

Kenangan itu… oh kenangan itu… kini, ada event serupa tapi tak sama yang datang menghampiri. Bodoh banget kalo saya tak memanfaatkannya dan join serta. Pak Heppy yang juga ketua IIBF (Indonesian Islamic Business Forum) benar-benar membuktikan komitmentnya di ajang satu ini sepagai upaya juga untuk mencetak sejuta pengusaha kuat pada 2020. Dan saya adalah salah satunya. Amin…Semogaaa, usaha ini benar-benar menjadi pintu gerbang kesuksesan saya di dunia, amin ya Allah… dan semoga, masuk ke dalam 20 besar tim yang akan ikut ‘bermain’ di ajang One Month Entrepreneur. Yess!!! Go ABA Go ABA Go!!! Fight Fight Fight!!!

Oh ya, cerita sedikit ya.. tim saya namanya ABA (Abdurrahman Bin Auf). Diambil nama ini karena ABA adalah sosok pahlawan kaya raya yang selalu menafkahkan hartanya untuk ibadah di jalan Allah. Kami pengen suatu saat kalo kaya dapat meneladani sifat ABA. Adapun prinsip yang kami pegang adalah FIGHT, kepanjangan dari Friendly, Innovative, Growth, Honnest dan Talkative. Semoga grup yang terdiri dari Andhika, saya sendiri, Cahya, Citra dan Rizqie bisa melenggang dan melaju ke babak selanjutnya. AAAAmin... =]