Senin, 27 Juli 2009

Sekali Lagi (untuk kesekian kalinya), Maafkan Aku Ibu!

17 Juli, 57 tahun yang lalu, lahirlah sosok perempuan tangguh pencetak sejarah. wanita yang tak kenal lelah, kebal terhadap kritikan bahkan cacian. seseorang yang mengajarkan bagaimana cara mencintai. dialah IBU.

kemarin, saya dapet tugas dari kantor untuk mengikuti lokakarya di hotel patra jasa. wahh, jarang2 banget kan nginep di hotel. pagi itu, harusnya saya ada jadwal siaran, namun terpaksa nggak siaran karena sesi jumat kemarin pendek. akhirnya, sebelum sesi, pagi-pagi sekali saya terbangun. seolah ada yang membangkitkn dari tidur yang nyenyak sekali di atas kasur yang empuk sekali yg pernag kutiduri.

"kenapa bangun sepagi ini?? aku tak siaran, harusnya bangun siang pun tak masalah bukan?" pikirku dalam hati. ada apa? apakah karena sudah kebiasaan bangun pagi, jadi tanpa direncanakan pun bisa dengan suksesnya bangun sendiri. tidur lagi pun sebenarnya bisa, tapi kenapa pagi itu, setelah sholat subuh pun sulit buat tidur lagi.

ah sudahlah, aku nonton tivi saja. oh tidak, gimana kalo mainan HP. online. ya, main HP sambil nonton tv. tapi, nggak mau OL ah, sms an aja. tapi, sama siapa, sepagi ini?? tapi, entah kenapa, pengen banget SMS an, ato telpon, tapi ke nomor siapa???

begitu begini saja sepanjang pagi menuju sarapan. waaaahhhh... makanan di hotel emang OKs banget jeee... terjejer beberapa makanan yang mewah banget buat anak kost. 3 hari ini memang amazing banget. bener2 ngerasa'in jadi orang kaya. Ingin seperti ini dulu. 1 bl lagi aja. Biar bisa tau, gimana rasanya merana, sakit, tak nyaman dan tersiksa. =]

sesi terakhir dari lokakarya pu dimulai.sejam pertama ada yang telpon, terpaksa keluar sebentar. 15 menit setelah menutup telepon, datang lagi satu panggilan. keluar lagi. 30 menit kemudian tibalah satu sms masuk ke inbox saya. satu sms dari omor yang sangat saya kenal berteriak seperti ini :

ANAK-ANAKKU YANG KUSAYANGI, IBU MINTA MAAF SAMPAI DI USIA 57 INI BELUM DAPAT MEMBAHAGIAKAN KALIAN, NAMUN DOA TIADA HENTI, HARAPAN IBU DOAMU SANGAT IBU DAMBAKAN. SEMOGA ALLAH SELALU MEMBERIKAN KEBAHAGIAAN DUNIA AKHIRAT. AMATILAH BAPAK IBU YANG SUDAH LEMAH INI, ALLAH MENSEJAHTERAKAN DAN MELINDUNGIMU SELALU, KABULKANLAH. AMIN.



astagfirullahaladzim... ibu hari ini ulang tahun. jum'at 17 Juli 2008. bahkan rencana dari dua hari sebelumnya pun lupa. Allah benar2 menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia. 2 hari lalu, saya berencana jadi yang pertama untuk sekedar mengucapkan, "ibu, selamat ulang tahun, terimakasih ibu..." terlupakan begitu saja. tercengang.. terguncang.. terkoyak...

itukah pagi yang tak nyaman, itukah kebingungan "nomor mana yg hendak ku telepon/ sms?". sungguh, sungguh, manusia begitu lemah!!!

mungkin ibu sakit (hati), karena sedari pagi,bungsu nya ini pun lupa, hari kelahiran ibundanya. sungguh terlalu. Ibu, maafkan anakmu ini. sekali lagi (untu sekian kalinya) maafkan kami ibu... toh, ibu tak merasa tersakiti, justru ibu yang memohon maaf ke anak-anaknya, berdalih belum bisa membahagiakan.

apanya yang belum membahagiakan ibu???? kau sudah lebih sangat lebih dari kebahagiaan apapun di duia ini. mengenalmu, dilahirkan lewat rahim sucimu, mengenal bagaimana mencintai dan dicintai, sekolah sampai lulus, kebutuhan setiap hari kau penuhi. pantas kah kami un bilang, "ibu, kau belum membahagiakanku!!!" tak mungkin sungguh tak mungkin ibu....

ibu selalu saja memberi,
kasih sayangnya begitu tulus,
sepanjang usia....sampai kapan pun..
terimakasih Allah, kau kirimkan malaikat, teladan terbaik...
dari kesederhanaan ibu, ku belajar ketulusan memberi
dari ketulusan ibu, ku belajar mencintai
dari cinta seorang ibu, aku pun belajar mencintai...
mencintai MU...

berikan yang terbaik untuk ibu ya Allah,
aku pesan tiket VVIP untuk ibu, di surga!!!
please, ya Allah... tempatkan Ibu di tempat terbaik-MU!!!
agar lengkap kebahagiaan Ibu,
satu tiket lagi disebelahnya, untuk Bapak ya Allah...
kabulkan.. kabulkan ya Allah...

Kuingin Melihat Surga itu di Telapak Kakimu, Ibu


ada surga di telapak kakimu, betapa besar arti dirimu
buka pintu maafmu, saat ku lukai hatimu

ada surga ditelapak kakimu, lambangkan mulianya dirimu
hanya lewat restumu, terbuka pintu ke surga

kasih sayang mu begitu tulus, kau cahaya di hidupku
tiada seorang pun, yang dapat menggantimu ….

Untukmu, Ibu …

(by Gita Gutawa)

bagus nian lirik lagu ini, seakan mengisahkan sosok malaikat berhati lembut, tak kenal putus asa, penyemangat abadi, bernama Ibunda. setiap orang pastilah punya ceritanya masing2 mengenai Ibundanya. sosok spesial, pembangun jiwa, peretas kegundahan, pelengkap kebahagiaan dan apapun itu.

apa yang kau ingat dari ibumu???

setiap pagi, waktu itu saya mulai biasa pakai seragam sejak TK, ya saya ingat betul saat itu. Ibu tak pernah absen menyajikan masakan terbaiknya untuk kami, anak-anaknya. beliau tak kan pernah mengijinkan kami keluar atau berangkat sekolah sebelum makanan-makanan itu terjamah.

perjuangan ibu memasak makanan memang boleh dikatakan hebat. dia wanita karir, seorang guru. mengajar beberapa kelas dan diserahi jabatan wali kelas, saat itu. dengan waktu pagi yang sangat singkat, Ibu mampu menyulap meja makan yang tak bertuan menjadi sebilah hidangan yang menawan.

memang, masakannya tak selezat masakan warung sebelah, atau restoran kegemaran Uda Faisal. semur telur dan sayur asem, andalan yg menghujam hingga ke isi perutku. namun, saya merasakan cintanya di setiap taburan garamnya, perhatiannya berasa kental dari kecap yang ia sematkan, rasanya bukan hanya lezat, tapi juga nikmat.

pernah, waktu itu SMA, pagi hari yang menghebohkan. kesiangan pula. bermaksud untuk langsung berangkat dan datang tepat waktu sekolah, namun semuanya berakhir pada keributan yang membuat saya tak kuasa menahan air bah dari mata. (hehehehe... pilihan kata yang hiperbolis, sungguh)

"dimakan dulu sarapannya!", Ibu menyadari aku hendak hengkang dengan motor.
"g usah deh bu!!", serbuku dengan sergap.

ternyata, jawabanku itu memunculkan berbagai rentetan perbincangan yang panjang. keributan yang justru memperlama jatah perjalanan ke sekolah. dan membuat ibuku marah.

"nggak menghargai, Ibu udah nyiapin, apa susahnya sih makan dulu!! dari pada jajan, duitnya kan bisa buat yg lain", begitu katanya dengan nad mulai melemah, dan berkaca.

terhenyak dan tercengang...
ya Allah, sakitkah perasaan ibuku tadi?? kenapa aku tega?? jawaban tadi keluar begitu saja tanpa kusensor. marahkah ibu? akankah dia mengutukku laiknya malin kundang? penyesalan seakan mengepungku! aku menyerah. aku kalah. aku, tak sadar mengeluarkan bulir-bulir (pinjem kata2nya mbak cicay) air dari mata yang sempat tegang tadi.

sebagai ganjarannya, perjalanan dari rumah ke sekolah pun jadi luar biasa. kenapa saya bisa menangis sepanjang perjalanan. tanpa berhenti aliran tangis ini. sampai pakiran di sekolah pun masih terasa lembab di pipi. ya, sungguh menyesal...

ada surga di telapak kakimu, betapa besar arti dirimu
buka pintu maafmu, saat ku lukai hatimu

ada surga ditelapak kakimu, lambangkan mulianya dirimu
hanya lewat restumu, terbuka pintu ke surga

kasih sayang mu begitu tulus, kau cahaya di hidupku
tiada seorang pun, yang dapat menggantimu ….

Untukmu, Ibu …

maaf ya bu, bahkan dari kemarin pulang, saat kembali ada aktivitas pagi menyapa. ibu pun masih setia menyiapkan sarapan untuk saya. itu dia lakukan terus dan terus, lebih dari sepanjang umur saya. ibu begitu sayang pada anaknya, sehingga tak akan mengijinkan anaknya kelaparan.

kasih sayangmu sungguh luar biasa, Pancaran dari Ar Rohman, Ar Rohim. kini, tak ada lagi alasan untuk tak yakin kepada NYA. karena kasih sayang Ibu adalah penyambung lidah dari kasih sayang Allah SWT. kini, msih beranikah kita berkata, "Allah tak adil"??? "Allah tak mengerti aku"??? "Hidup ini kejam"!!! apapun itu!!!

bukan matamu yang tak melihat,
bukan telingamu yang tak mendengar,
bukan pula kakimu yang tak melangkah,

namun, hatimu, yang buta, hatimu yang buta di dalam dada....