Sabtu, 21 Maret 2009

Batu Batamu Jelek Juga nggak???


gaiz... kali ini rasa-rasanya saia lagi pengen siraman motovasi ni. saya banyak ngedapetin email motivasi dari temen saya, namaknya kang artha. dia juga dapet motivasi itu dari motivator di kantornya, namanya pak Filipus Gudel. walopun saya belum pernah ngliat idungnya secara langsung, tapi saya yakin beliau adalah orang yg bijak dan perhatian, baik sama anak buahnya ataupun istrinya.
kali ini ada yg menarik nih, kisah seonggok barisan batu bata yang tersusun agak melenceng. sang pembuat awalnya merasa bodoh dan g teriam dengan hasil karya susun bata. namun, tahukan engkau, dibalik pelencengan batu-bata banyak hikmah yang bisa kita potek. you know wha??? check this one!!!
************
Di sebuah perkampungan yang miskin, terlihat seorang anak laki-laki sibuk menyusun, meletakkan dan menyemen batu bata untuk tembok rumahnya. Desa ini adalah desa tertinggal, karena kemiskinannya, setiap orang harus dapat merenovasi rumahnya sendiri, Mereka tidak mampu membayar biaya tukang batu. Semua keahlian dipelajari otodidak tanpa bimbingan khusus seorang ahli.Satu demi satu batu bata disambung dan disemen anak laki-laki itu dengan hati-hati. Kira-kira 1.000 batu bata pun tersambung menjadi sebuah tembok dinding. Dengan rasa puas ia pun berkata “akhirnya pekerjaan ini selesai juga”. 

Karena ke-capek-an ia pun tertidur di lantai dekat tembok yang dibangunnya. Ketika terbangun pagi-pagi sekali, iapun segera mengelilingi tembok yang kemarin ia bangun dengan bangga. Uupp..!! betapa terkejutnya, ketika matanya tertuju pada bagian bawah tembok yang baru dibangunnya. “Ada 2 batu bata yang tidak terpasang rapi”. Letaknya melenceng keluar. Semakin ia perhatikan semakin mengecewakan hati. Semua batu bata sudah lurus dan rapi kecuali 2 batu bata ini. “Oh tidak..!! saya telah keliru membangun tembok ini” !! Seketika tembok ini terlihat jelek sekali. Ia mencoba mencabut 2 batu bata tetapi tidak bisa karena sudah kering semalaman. “Tembok ini harus dibangun kembali dengan cara meledakkannya, dan kemudian membangun yang baru lagi (itulah pikirannya). Tetapi bagaimana bisa, batu dan semennya sudah tidak tersisa”. Kasus batu bata ini telah menyita konsentrasi anak laki-laki ini setengah mati selama 2 bulan lamanya.

Sehingga suatu hari datang seorang pengembara tua yang kebetulan melewati rumah anak laki-laki ini. Sang Pengembara bersinggah diri dan meminta segelas air untuk diminum. Sambil meminum air yang diberikan. Orang tua, berkata : “Anak muda siapa yang membangun tembok ini ? “Sebuah tembok yang indah ”. Anak laki-laki spontan berkomentar : “Pak.., Apakah bapak tidak memakai kaca mata ?” “Tidakkah bapak melihat ada 2 batu batu jelek di bagian bawah tembok ini”. Orang tua melanjutkan “Ya.. saya melihat 2 bata jelek ini, tetapi saya juga dapat melihat ada 998 batu bata yang bagus”.

Pandangan si orang tua, pelan-pelan telah mencerahkan pandangan anak laki-laki. Anak laki-laki kemudian melihat tembok itu sekali lagi. Dari atas kebawah, dari kiri ke kanan dari 2 bata jelek. “Ya.. di luar 2 batu bata jelek adalah batu bata yang rapi sempurna. Sebelumnya “saya hanya berfokus pada 2 bata jelek, dan saya terbutakan akan ada hal lain yang baik sempurna. Itulah sebabnya saya tidak tahan melihat tembok ini”. Dan mulai saat itu, tembok itu tidak kelihatan terlalu buruk lagi. 

Sahabat,


Betapa banyak kita melihat pasangan yang bercerai karena pasangan yang satu melihat 2 batu bata jelek dalam kehidupan keluarganya. Betapa banyak pekerja yang depresi karena melihat ada 2 batu bata jelek pada dirinya. Betapa banyak atasan yang tidak tahan melihat ada 2 batu bata jelek pada bawahannya, Bawahan melihat 2 batu bata jelek pada atasannya. Semua yang kita lihat adalah kesalahan. 

Mata kita sering terfokus pada 2 batu bata kesalahan. Bila tidak terkontrol pandangan salah itu “bisa menghancurkan tembok yang sempurna”. SEMUA ORANG MEMILIKI 2 BATU BATA JELEK, TETAPI JUGA MEMILIKI BANYAK BATU BATA YANG BAIK-SEMPURNA. 

Perenungan : Sebuah “ciri unik” di rumah anda bisa jadi awalnya adalah sebuah kesalahan. Dengan cara yang sama, apa yang anda kira sebagai kesalahan pada diri anda, rekan Anda, atau hidup Anda, dapat menjadi sebuah “ciri unik” yang memperkaya hidup anda di dunia ini, begitu anda tidak lagi fokus pada sisi buruknya saja. 

Tetapi pada umumnya kita lebih gampang melihat 2 batu bata jelek dibanding dengan ribuan bata yang baik dalam diri orang lain..

 Selamat melihat batu bata yang baik...



Pentingan mana, Kerja atau Keluarga???


Gaiz, berikut ini adalah imel yang saya terima dari temen saya, sebut saja mas artha namanya. imel ini bener2 membangunkan saya. kemarin, saya begitu gencar dan gusar ketika lulus dan bingung mau ngapain. tapi, saya lupa sesuatu, dibalik kerehatan pascalulus, ternyata memang ada sebongkah permata yang saya abaikan. yaitu keluarga. semoga berguna gaiz... **** Berikut adalah sebuah kisah nyata yang saya ambil dari sebuah blog kawan konselor saya. Kisah nyata dari seorang wanita karir...saya ceritakan kembali Untuk seorang ibu yang sibuk bekerja dan bekerja

****
Saya seorang ibu dengan 2 orang anak , mantan direktur sebuah Perusahaan multinasional. Mungkin anda termasuk orang yang menganggap saya orang yang berhasil dalam karir namun sungguh jika seandainya saya boleh memilih maka saya akan berkata kalau lebih baik saya tidak seperti sekarang dan menganggap apa yang saya raih sungguh sia-sia.

Semuanya berawal ketika putri saya satu-satunya yang berusia 19 tahun baru saja meninggal karena overdosis narkotika. Sungguh hidup saya hancur berantakan karenanya, suami saya saat ini masih terbaring di rumah sakit karena terkena stroke dan mengalami kelumpuhan karena memikirkan musibah ini.

Putera saya satu-satunya juga sempat mengalami depresi berat dan Sekarang masih dalam perawatan intensif sebuah klinik kejiwaan, dia juga merasa sangat terpukul dengan kepergian adiknya. Sungguh apa lagi yang bisa saya harapkan.

Kepergian Maya dikarenakan dia begitu guncang dengan kepergian Bik Inah pembantu kami..

Hingga dia terjerumus dalam pemakaian Narkoba.

Mungkin terdengar aneh kepergian seorang pembantu bisa membawa dampak Begitu hebat pada putri kami.

Harus saya akui bahwa bik Inah sudah seperti keluarga bagi kami, dia telah ikut bersama kami sejak 20 tahun yang lalu dan ketika Doni berumur 2 tahun.

Bahkan bagi Maya dan Doni, bik Inah sudah seperti ibu kandungnya sendiri.

Ini semua saya ketahui dari buku harian Maya yang saya baca setelah dia meninggal..

Maya begitu cemas dengan sakitnya bik Inah, berlembar-lembar buku hariannya berisi hal ini.

Dan ketika saya sakit (saya pernah sakit karena kelelahan dan diopname dirumah sakit selama 3 minggu)

Maya hanya menulis singkat sebuah kalimat di buku hariannya "Hari ini Mama sakit di Rumah sakit" , hanya itu saja.

Sungguh hal ini menjadikan saya semakin terpukul.

Tapi saya akui ini semua karena kesalahan saya.

Begitu sedikitnya waktu saya untuk Doni, Maya dan Suami saya.

Waktu saya habis di kantor, otak saya lebih banyak berpikir tentang keadaan perusahaan dari pada keadaan mereka.

Berangkat jam 07:00 dan pulang di rumah 12 jam kemudian, bahkan mungkin lebih.

Ketika sudah sampai rumah rasanya sudah begitu capai untuk memikirkan urusan mereka.

Memang setiap hari libur kami gunakan untuk acara keluarga, namun sepertinya itu hanya seremonial dan rutinitas saja, ketika hari Senin tiba saya dan suami sudah seperti "robot" yang terprogram untuk urusan kantor.

Sebenarnya ibu saya sudah berkali-kali mengingatkan saya untuk berhenti bekerja sejak Doni masuk SMA namun selalu saya tolak, saya anggap ibu terlalu kuno cara berpikirnya. Memang Ibu saya memutuskan berhenti bekerja dan memilih membesarkan kami 6 orang anaknya.

Padahal sebagai seorang sarjana ekonomi karir ibu waktu itu katanya sangat baik.

Dan ayahpun ketika itu juga biasa-biasa saja dari segi karir dan penghasilan.

Meski jujur saya pernah berpikir untuk memutuskan berhenti bekerja dan mau mengurus Doni dan Maya, namun selalu saja perasaan bagaimana kebutuhan hidup bisa terpenuhi kalau berhenti bekerja, dan lalu apa gunanya saya
sekolah tinggi-tinggi? .

Meski sebenarnya suami saya juga seorang yang cukup mapan dalam karirnya dan penghasilan.

Dan biasanya setelah ada nasehat ibu saya menjadi lebih perhatian pada Doni dan Maya namun tidak lebih dari dua minggu semuanya kembali seperti asal urusan kantor dan karir fokus saya.

Dan kembali saya menganggap saya masih bisa membagi waktu untuk mereka, toh teman yang lain di kantor juga bisa dan ungkapan "kualitas pertemuan dengan anak lebih penting dari kuantitas" selalu menjadi patokan saya.

Sampai akhirnya semua terjadi dan diluar kendali saya dan berjalan begitu cepat sebelum saya sempat tersadar.

Maya berubah dari anak yang begitu manis menjadi pemakai Narkoba.

Dan saya tidak mengetahuinya! !! Sebuah sindiran dan protes Maya saat ini selalu terngiang di telinga.

Waktu itu bik Inah pernah memohon untuk berhenti bekerja dan memutuskan kembali ke desa untuk membesarkan Bagas, putera satu-satunya, setelah dia ditinggal mati suaminya .. Namun karena Maya dan Doni keberatan maka
akhirnya kami putuskan agar Bagas dibawa tinggal bersama kami.

Pengorbanan bik Inah buat Bagas ini sangat dibanggakan Maya. Namun sindiran Maya tidak begitu saya perhatikan. Akhirnya semua terjadi ,setelah tiba-tiba jatuh sakit kurang lebih dua minggu, bik Inah meninggal dunia di Rumah Sakit.

Dari buku harian Maya saya juga baru tahu kenapa Doni malah pergi dari rumah ketika bik Inah di Rumah Sakit.

Memang Doni pernah memohon pada ayahnya agar bik Inah dibawa ke Singapore untuk berobat setelah dokter di sini mengatakan bahwa bik Inah sudah masuk stadium 4 kankernya.

Dan usul Doni kami tolak hingga dia begitu marah pada kami. Dari sini saya kini tahu betapa berartinya bik Inah buat mereka, sudah seperti ibu kandungnya! menggantikan tempat saya yang seolah hanya bertugas melahirkan mereka saja ke dunia.

Tragis !!!!!

Dan sebuah foto "keluarga" di dinding kamar Maya sering saya amati Kalau lagi kangen dengannya. Beberapa bulan yang lalu kami sekeluarga ke desa bik Inah.

Atas desakan Maya kami sekeluarga menghadiri acara pengangkatan Bagas sebagai kepala sekolah madrasah setelah dia selesai kuliah dan belajar di pesantren.

Dan Doni pun begitu bersemangat untuk hadir di acara itu padahal dia paling susah untuk diajak ke acara serupa di kantor saya atau ayahnya.

Dan difoto "keluarga" itu tampak bik Inah, Bagas, Doni dan Maya tersenyum bersama.

Tak pernah kami lihat Maya begitu senang seperti saat itu dan seingat saya itulah foto terakhirnya.

Setelah bik Inah meninggal Maya begitu terguncang dan shock, kami sempat merisaukannya dan membawanya ke psikolog ternama di Jakarta.

Namun sebatas itu yang kami lakukan setelah itu saya kembali berkutat dengan urusan kantor.

Dan di halaman buku harian Maya penyesalan dan air mata tercurah.

Maya menulis :
"Ya Tuhan kenapa bik Inah meninggalkan Maya, terus siapa yang bangunin Maya, siapa yang nyiapin sarapan Maya, siapa yang nyambut Maya kalau pulang sekolah, Siapa yang ngingetin Maya buat berdoa, siapa yang Maya cerita kalau lagi kesel di sekolah, siapa yang nemenin Maya kalo nggak bisa tidur....... ...Ya Tuhan , Maya kangen banget sama bik Inah" bukankah itu seharusnya tugas saya sebagai ibunya, bukan bik Inah ?

Sungguh hancur hati saya membaca itu semua, namun semuanya sudah terlambat tidak mungkin bisa kembali,

seandainya semua bisa berputar kebelakang saya rela berkorban apa saja untuk itu.

Kadang saya merenung sepertinya ini hanya cerita sinetron di TV dan saya pemeran utamanya. Namun saya tersadar ini real dan kenyataan yang terjadi.

Sungguh saya menulis ini bukan berniat untuk menggurui siapapun tapi sekedar pengurang sesal saya semoga ada yang bisa mengambil pelajaran darinya.

Biarkan saya yang merasakan musibah ini karena sungguh tiada terbayang beratnya.

Semoga siapapun yang membaca tulisan ini bisa menentukan "prioritas hidup dan tidak salah dalam memilihnya". Biarkan saya seorang yang mengalaminya.

Saat ini saya sedang mengikuti program konseling/therapy untuk menentramkan hati saya.

Berkat dorongan seorang teman saya beranikan tulis ini semua.

Saya tidak ingin tulisan ini sebagai tempat penebus kesalahan saya, karena itu tidak mungkin! Dan bukan pula untuk memaksa anda mempercayainya, tapi inilah faktanya.

Hanya semoga ada yang memetik manfaatnya.

Dan saya berjanji untuk mengabdikan sisa umur saya untuk suami dan Doni.

Dan semoga Tuhan mengampuni saya yang telah menyia-nyiakan amanahNya pada
saya.

Dan disetiap berdoa saya selalu memohon "YA Tuhan seandainya Engkau akan menghukum Maya karena kesalahannya, sungguh tangguhkanlah Ya Tuhan, biar saya yang menggantikan tempatnya kelak, biarkan buah hatiku tentram di sisiMu".

Semoga Tuhan mengabulkan doa saya.

Peace & Love Rachel
*****
gaiz... pasti di lubuk hati terdalam kalian, terbesit nama-nema keluarga kita masing2 yang selama ini mungkin sering kita abaikan. terutama ortu kita, seringan kita mbantah dari pada nurut, dan lain sebagainya lah. semoga bener2 jadi perenungan kita semua ya... jadi kangen pgn pulang rumah ni

Senin, 16 Maret 2009

Lulus (tak) Membawa Nikmat, oh no!!!


Sekitar sepekan yang lalu, ada temen yang nanya, "ar, gimana rasanya lulus??". wah.. ternyata jawaban dari pertanyaan itu sama sulitnya dengan question, "kapan lulus??". kita bahas dulu pertanyaan yang "kapan lulus?". coba saja anda jlentrekkan kemungkinan atau fakta yang terjadi kenapa kok g lulus2???

  1. otak mengalami degradasi pemikiran, sehingga sulit dalam hal penggarapan skripsi /TA. maka ngaku2 aja deh, "oh.. ini lagi ngerjain BAB(blas) terbaru yg kemarin di ACC". padahal hatinya menangis sembilu.
  2. emang karena dosennya menyebalkan minta ampun. ada sih, beberpa pengalaman temen yang sampai ratusan kali konsul, beribu kali mencambangi rumah dengan bawa sembako, dan sesering mungkin bikin janji. tetep aja ACC nya lemot banget. si dosen malah bilang, "plis deh, jangan kampungan". hehehe
  3. sok idealis, sebenarnya TA/skripsi bisa aja diselesaikan dalam jangka waktu 1 bulan, bahkan sehari semalem. berdalih, "oh.. aku udah terlanjur nggarap ini ni", "penelitianku mesti prefect" and d'bla...bla... kenapa si nggak ngomong aja kalo belum dapet contekan????
  4. masih banyak lagi sebenarnya, kalo saya jelasin, bisa sampe 10 fb terjamah oleh tulisan2 saia ini.

back to the topic.... lalu, gimana rasanya ditanya "kapan lulus???", rasanya berjuta nikmatnya, merasa bodoh, tak diterima di bumi, malu, pengen ngumpet, pengen bunuh orang yang nanya, sampe dongkol se leher, dan Sakit Minta Ampun sehingga butuh Dokter Cinta, karea Sumpah I love You. alah....
lalu, sama halnya kalo ditanya, gimana rasanya lulus???? beginilah kemungkinan yg bisa saja terjadi....
  1. seneng karena beban selama satu abad menyandang gelar mahasiswa abadi, telah kelar.
  2. spicles, karena sangking terharunya, tenaga uang waktu dan pikiran, terbayar sudah.
  3. bingung, abis ini mau ngapain coba??? mau sok sok akting masih jadi mahasiswa karena belum dapet kerja???? plis deh....
  4. duit abis, karena mesti ngelamar kerja sana-sini, dan itu butuh perangko, materai, amplop, kertas buat modal kan????
  5. mikir kerja, nglanjutin, kerja, nglanjutin, kerja, nglanjutin, kerja???? kawin aja ah.....
  6. iri, sama temen2 yg udah duluan lulus, dan udah enk-enakan nangkring di sofa, karena emang udah dapat kerja dan mapan
  7. jadi pengacara, pengangguran yang sok banyak acara.
  8. memutar otak sampai ribuan kali. berusaha cari kegiatan yang positif dan tidak menjerumuskan untuk mengisi waktu sambil nunggu wisuda, sambil nunggu daftar nglanjutin kuliah, atau apalah.....
but, semuanya nikmat kok. dan hikmahnya byk bgt!!!!!
sama kah, anda??????

Minggu, 08 Maret 2009

Buanglah Pacarmu Pada Tempatnya!!!


buat siapa aja deh yang sudah punya pacar, atau jomblo. buat yang desperado karena g dapet2 pacar atau bahkan buat yang males punya pacar karena kelakuan pacar yang super g sreg sama kita. psikopat, rada' aneh atau bahkan kita jijik ngliat pacar kita sendiri... hwehehehe... kemarin, ada saudara saya dateng dari tegal, dia pake kaos bertuliskan "buanglah pacarmu pada tempatnya!" ditambah dengan ornamen gambar yang mungkin bikin sakit hati cewek2 kalo yang ngliat. gambarnya adalah orang lagi buang di tempat sampah. kata sodara saya itu, emang udah sejuta umat yang menghujat kaos laknat itu. hwahahaha... tapi ada benarnya juga kalimat itu kan??? "maksudnya adalah buanglah di hati", begitu lanjut sodara saya mengklarifikasi di hadapan para demonstrator (kayaknya kata yang tepat adalah demonstran deh ya) yang sedari pagi memprotes kaos itu. ada-ada saja si emang sekarang yak... tulisan kaos pun bisa memicu amarah dan kebencian. tapi keren juga lho sebenarnya kalimat tersebut, maka setelah saya renungkan dan saya masak matang-matang, paling tidak ada beberapa kemungkinan makna dalam kalimat tersebut.
  1. tempat satu-satunya yang paling pas untuk pacar tersayang adalah disemayamkan di hati kita masing-masing.
  2. buarng aja pacar di tempat sampah kalo emang udah orientasinya pengen ngejar kekayaan kita, popularitas kita, ketampanan kita, apalagi kehormatan kita (oh no!!!). buang aja di t4 sampah yang penuh dengan kulit pisang, plastik2 bekas, atau barang rongsokan. karena orang matre seperti ini tak ubahnya seperti-kacang-lupa-kana-kulitnya. hahahaha
  3. buat yang status pacarannya g jelas, alias nggantung. buang aja gebetannya di tali. sekalian biar dia ngerasain betapa tersiksanya digantung. pilihlah tali yang sesuai dengan kebutuhan. tali pramuka (buat yang hobi mencari jejak), tali tambang (buat yang suka tarik tambang), tali rafia (buat yang beratnya kurang dari 25 kg), atau tali gajah (yang beratnya lebih dari 100kg).
  4. lain-lain sebutkanlah sesuai dengan imajinajis anda.... laksanakan!!!!
dengan seperti ini, tidak akan ada lagi ke-ambiguan dalam ketatabaha-kaos-an yang baik, benar, baku, sopan dan bermartabat.setuju????

Rabu, 04 Maret 2009

otaknya masih dipake buat mikir


hhhh.... lama juga ni, nggak menggoreskan canting saia ke dalam mori blog tersayang ini. hwehehehe.... bingung juga sebenarnya, apa yang mau saia tulis ni?? nothing ide!!! ini deh, sharing aja ke anda-anda yang mungkin sudi mengunjungi galeri batik saya ini. mungkin apa yang saya rasakan ini menjadi perasaan massal orang-orang yang baru lulus. semacam sindrom-takut-g-dapet-kerja, ato kangen-pengen-kuliah-lagi. entah perasaan apa ini, seakan semakin berkecamuk dan pengen membuatnya go to hell. kepikiran banget ni kudu mapan setelah ini dan dapet kerja yang layak dengan kompetensi yang saia miliki. padahal, saya toh bisa aja bilang, "ngapain si pusing2 nyari kerja dulu, toh ortu pengennya ngelanjutin ke s1 dulu". tapi, ada malaikat di ujuang hati saya sebelah sana yang bilang, "udah cukup kau menambah pikiran ortumu untuk memenuhi kebutuhan materimu". dan kata-kata itu berteriak, kencang sekali, ditelinga, sampai pengen pecah kepala ini. tapi, lepas dari ke-stress-an itu, sebenarnya ada kabar baik. kabar itu adalah, mending banget otaknya masih dipake buat mikir, kalo g kan yo nggeger tho.... butuh sabar dan usaha keras kali ya,untuk merubah mimpi2 itu berbuah kenyataan yang manis... bermimpilah, maka Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu (Arai - Sang pemimpi)