Rabu, 20 Oktober 2010

Bayangan asa di Udara

Pagi yang semoga menjadi hari menyenangkan bagi setiap insan di muka bumi ini ya! Subhanallah, udara yang menghampar di alam ini begitu melimpah. Cahayanya begitu lembut menyinari apapun yang ada di muka bumi tanpa pamrih. Tangan, kaki, hati, jantung dan organ lain yang masih mampu menjalankan tugasnya, masih juga bisa kita nikmati begitu gratis. Alhamdulillah, hari ini masih bersahabat dengan kita.

Tak bisa kubayangkan andaikata, tiba-tiba mata ini tak dapat melihat. Telinga ini tak lagi mendengar suara-suara. Mulut ini tak sanggup menyampaikan suatu kata. Apa jadinya jika hidung pun ikut-ikutan tak berguna lagi. Na'udzubillah... Sungguh, jangan sampai itu terjadi, karena tak sanggup kita bayangkan jika hidup tanpa mereka semua.

Udara pagi ini menyapa dengan begitu kencangnya. Aku msih saja mendengkur ketika HPku berteriak membangunkanku. Ahh, begitu malas pagi ini. semalem pulang jam 00. Hal ini kulakukan karena janjiku kepada teman-teman sekantor, yang mau dengan rela menggantikan peran mereka. Fiuh, capek juga ternyata kalau harus menanggung beberapa jam dan menggantikan tugas.

Pekerjaan ini telah kulakoni dari 2 tahun silam. Berjualan bualan-bualan kepada orang-orang yang ada di sana. Pekerjaan ini sempat kusebut sebagai pekerjaan orang-orang gila. Mana mungkin orang waras mau berbicara sendiri. Sok menjadi dewa penolong dalam setiap gundah gulana. Berusaha selalu ceria padahal dia tak tahu siapa yang bakal kena efek itu. Benarkah benar-benar senang dengan sajian suara yang kadang terdengar menggelayut karena masih terkena efek dari pulau kapuk. Entahlah...

Yang jelas, menjadi Profesional radio adalah impian sejak masih di bangku SMP. Bayangannya adalah menyenangkan. Ketika didengar banyak orang, dimintai bantuan memutar sebuah lagu. Diantari makanan pagi hari. Digemari seorang secret admire. Kopi darat dengan pendengar yang ternyata jauh dari bayangan. Ketemu banyak artis. Cerdas dan bersahabat. Berwawasan luas dan selalu update dengan perkembagan yang terjadi di dunia. Wow, Semuanya tersa sangat exited. Hanya orang bodoh yang tak menginginkan semua itu.

Namun, ketika terjun dan menjadi benar-benar seorang penyiar. Duduk manis di depan mixer, komputer siap dimainkan, lagu-lagu bagus mengantri untuk didendangkan. Tak semuanya kebahagiaan itu muncul secara drastis. Kehidupan memang fair. Dalam impian yang semuanya indah pun, terkadang ada satu dua sisi yang buruk dan tak kita sukai. Itulah, lengkapnya sebuah hidup yang warna-warni. Satu paket lengkap, tanpa kita minta pun Tuhan akan memberikan efek domino yang berkelanjutan pada muaranya masing-masing.

Contoh saja, ketika pertama memutuskan masuk dunia radio, ternyata harus siap menerima konsekuen menjadi terkenal, public figur, orang yang diperhatikan, melompat satu step lagi berubah profesi lain, semisal presenter atau MC. Sungguh menyenangkan. Namun ada juga yang menggemparkan, ketika didamprat seseorang karena omongan tajam kita, diceramahi panjang lebar ketika salah muterin iklan atau lagu, bahkan sampai dipecat karena tak becus melengkapi jam siaran. Hehehe.. ada-ada saja.

Namun, begitulah, Kehidupan seorang penyiar, selalu saja menarik untuk disingkap. Tak kalah asik dengan mereka si guru. Tak kalah tegang dengan mereka yang berprofesi sebagai penegak hukum. Sama enerjiknya seperti para olahragawan dan atlet. Sungguh komposisi yang komplit karena mampu menjelajah udara, walaupun hanya dengan kekuatan theater of mind.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Monggo Komentar Anda!